Senin, 02 Maret 2015

Trik Jadi PENGUSAHA

Menjadi Bos itu enak lho, tapi kok pada ga mau ya…
Lebih dari 70%  penduduk Indonesia yang berusia produktif, ketika mereka diberi sebuah pertanyaan tentang pekerjaan yang didambakan, maka pilihan mereka adalah menjadi pengusaha (bos). Namun realitasnya, kurang dari 10% yang berani untuk memulai usaha yang didambakannya.  Mereka hanya berangan angan disiang bolong “seandainya aku jadi bos begitu enaknya hidupku, punya uang banyak, ga harus pagi-pagi ke kantor, bisa jalan-jalan kemana saja, punya mobil mewah, rumah besar milik sendiri, bisa banyak bersedekah, naik haji dan semua tentang kenikmatan duniawi lainnya. Biasanya, tipe orang seperti ini hidupnya jadi kurang nikmat dan lambat berkembang. Kenapa?, karena meskipun mereka telah bekerja di suatu instansi atau perusahaan (buruh, karyawan swasta, pns, pegawai bumn) mereka selalu memikirkan tentang kenikmatan jikalau menjadi pengusaha –tapi cuman mikir doang, ga ada action” akhirnya apa, ya cuman kebagian pusingnya aja.
Lalu bagaimana dari sekitar 10% yang telah berani untuk merangkai mimpi indah tadi dalam langkah-langkah nyata? ya sebelumnya saya ucapkan selamat karena anda telah bangun dan mengalahkan sifat pengecut dalam diri anda. Tapi jangan senang dulu, ternyata realitasnya berbisnis itu tidak seindah yang dibayangkan, diperlukan banyak  pengorbanan dan kesabaran.
Pada masa inilah banyak diantara mereka (pengusaha pemula), mengalami kegagalan dalam arti sebenarnya. Mereka berputus asa dan memvonis ternyata usaha itu susah, hasilnya tidak tetap, susah tidur dan mulai berpikir “aku tidak cocok jadi pengusaha” dan akhirnya mengakhiri mimpi indah menjadi pengusaha sukses dengan segala kenikmatannya.
Mengapa saya berani mengatakan banyak pengusaha pemula yang gagal –dalam arti kegagalan yang sebenarnya. Karena berdasarkan data, jumlah pengusaha sukses di Indonesia tidak lebih dari 0,18% dari jumlah penduduk Indonesia. Padahal syarat untuk menjadi Negara maju, minimal 2% dari jumlah penduduknya berprofesi sebagai pengusaha.
Oh ya, tahukah anda mengapa mereka disebut pegusaha sukses? Apakah karena mereka tidak pernah gagal? Ternyata tidak, mereka pernah gagal bahkan mungkin ada yang terbiasa jatuh bangun untuk merajut mimpinya. Tetapi tatapan mata, langkah dan jiwanya yang memunculkan sifat petarung sejati, tiada kata mundur yang ada hanya sebuah kata dan sikap “akan kuraih mimpi-mimpi ku karna itu adalah hak ku”.  Mereka memaknai kegagalan sebagai media untuk belajar menjadi orang besar dan akhirnya mereka mendapatkan impian yang didambakannya. Sedangkan orang gagal -dalam arti sebenarnya-, maka mereka mamaknai ini adalah akhir dari segalanya.
Bisa ngak ya anda seperti mereka-pengusaha sukses-, gimana cara mudahnya?. He he, ikutin terus tulisan ini ya entar saya yakin anda akan tegak berdiri dan terus berjalan kearah yang benar, karena anda akan paham apa yang harus segera dilakukan. Keep on spirit  ya untuk terus menyimak.

Jadilah solusi bukan pecundang
Teman-teman saya sarankan, sesekali luangkanlah waktu dari rutinitas sibuk anda untuk berjalan jalan menyaksikan sisi lain dari masyarakat lingkungan kita. Kalo tidak ada waktu cukup nyalakan televisi anda dan ganti channel sinetron yang biasa ditonton ke channel berita. Sungguh sangat ironis, ada orang mau kaya raya tapi jadi pejabat publik atau abdi Negara padahal kita tau berapa sih gaji mereka??? Akhirnya…. ya korupsi lagi korupsi lagi. Berita lain menyebutkan angka penganguran terus meningkat mencapai belasan persen, jumlah orang miskin makin meledak mendekati 40 pesen dari penduduk Indonesia.  Orang miskin dilarang sakit karena biaya rumah sakit semakin melangit, pendidikan berkualitas mahal ga kepalang akhirnya banyak kaum pinggiran tidak bisa mendapat haknya. Busung lapar, kriminalitas tinggi, jalan di kampung bolong bolong, sekolah ambruk, jembatan roboh J dan banyak lagi berita miris.
Konon, katanya negeri ini kaya raya orang bilang menanam kayu saja bisa tumbuh tanaman-saking kayanya alam negeri ini-. Tapi kok jadi begini ya, kok jadi begitu ya. Apakah anda bingung? Jujur saya juga bingung. Apa nya yang salah ya, terus harus gimana?. Apa ga ada yang pinter ya di negeri ini, ah ga mungkin bangsa kita terkenal di dunia tempatnya orang pinter buktinya kalo ada olimpiade bidang ilmu ga pernah ada kamusnya absen mendapatkan mendali emas. Atau jangan-jangan salah urus, hem mungkin juga. Ah pusing mikirinnya trus gimana donk?.
Hallo bro jangan bingung, kondisi itu semua merupakan tantangan dan potensi besar buat kita,sebagai generasi masa depan. Kalau mau menyelesaikan semua masalah tadi gampang kok. Jadikanlah diri kita sebagai solusi, minimal kita tidak jadi beban bagi orang lain. Bagaimana caranya? jadilah pengusaha maka anda akan mandiri, bermanfaat bagi keluarga dan masyarkat sosial kita.
Di Malaysia jumlah pengusahanya mencapai lebih 2 persen dari jumlah penduduknya, maka jadilah Malaysia sekarang sebagai negara maju. Tetangga yang dulu belajar ekonomi di Negara kita sekarang kita mengeksport pembantu rumah tangga,buruh dan kuli karena lemahnya perekonomian. Singapura, 7% dari jumlah penduduknya adalah pengusaha. Amerika serikat lebih 11% dari jumlah penduduknya adalah pengusaha. Sedangkan Indonesia baru memiliki 0,18 % pengusaha dari jumlah penduduknya, padahal syarat Negara maju minimal 2% dari penduduknya berprofesi sebagai pengusaha.
Maka jadilah pengusaha sukses, berarti anda telah menjadi bagian solusi terhadap segala problematika kelam negeri ini, bukan jadi pecundang yang hanya bisa menyalahkan keadaan tanpa berbuat sesuatu.  Lalu, bagaimana cara menjadi pengusaha sukses,cooling  down dan pantengin terus.

Tunjukan aku pasar…
Ada sebuah peristiwa penting yang sangat masyur di kalangan kaum muslimin, yaitu peristiwa hijrahnya (pindah) kaum yang didzalimi dan dirampasnya hak-hak dasar mereka sehingga terpaksa harus meninggalkan tanah kelahiran (kota Mekkah) dan seluruh harta benda yang mereka miliki untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan keyakinan mereka. Ternyata selain hikmah nilai-nilai relegi yang agung didalamnya, juga terdapat sebuah pelajaran penting dalam dunia marketing.
Ya, ketika rombongan kaum muhajirin (sebutan sahabat Nabi Muhammad saw yang ikut pindah dari kota Mekkah) diterima dengan baik oleh kaum anshar (sebutan kaum tuan rumah kota Madinah yang menerima kedatangan kaum muhajirin), mereka saling berebutan menawarkan kebaikan-kebaikan kepada saudara baru mereka. Ada yang menawarkan tempat tinggal, pekerjaan bahkan membagi harta benda yang mereka miliki, seakan ada tali persaudaran sedarah diantara mereka bahkan lebih kuat dari itu.
Salah satu kisah fenomenal saat itu ialah tawaran dari salah seorang kaum anshar kepada Abdurahman bin Auf ra (sahabat nabi yang terkenal akan kepiawaiannya dalam berbisnis dan kedermawanannya). Sahabat anshar itu berkata –kurang lebih redaksinya- “wahai saudaraku, aku punya dua buah rumah, maka ambillah salah satu yang engkau sukai; aku punya sebidang ladang kurma, maka ambillah separuhnya.  Tapi, apa yang dikatakan Abdurrahman bin Auf, dengan penolakan diplomatis dia berkata “Terimakasih saudaraku, tapi tunjukkan aku pasar”.
Abdurahman bin Auf adalah pengusaha sukses di jamannya. Usaha apapun yang dia jalankan akan menjadi untung besar. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah apa yang diperolehnya tidak langsung besar, ia mengawali usahanya benar benar dari nol. Mengapa dia sukses, karena dia menolak semua fasilitas gratis yang bisa melenakannya dan lebih memilih ditunjukan dimana pasar.
Pasar merupakan berkumpulnya berbagai kepentingan manusia.  Lebih 90% perputaran uang ada di didalamnya. Siapa saja atau golongan apapun yang mampu menguasai pasar, maka dia telah memegang pundi-pundi kekayaan. Bahkan lebih dari itu, merekalah yang akan memegang kendali dari peradaban dunia, bisa kearah yang lebih baik atau menuju kepada kehancuran dunia dan peradabannya. Maka, jika Anda merasa baik kuasailah pasar agar dunia ini di isi dengan kebaikan-kebaikan. Ataupun kalau Anda ingin menjadi orang kaya maka kepasarlah dan berusaha, jangan menjadi karyawan terus korupsi. He he maaf tidak bermaksud menyindir, masih banyak kok karyawan yang jujur.
Berani menjadi sales yang handal,  Andalah calon pengusaha  sukses
Alasan klasik yang paling sering digunakan orang untuk tidak berani segera terjun dalam dunia usaha adalah modal-dalam hal ini adalah materi-, seakan akan tanpa modal usaha tidak akan jalan. Padahal sangat banyak contoh pengusaha sukses yang memulai suatu usaha dengan tanpa modal sepeserpun, bagi mereka modal yang paling besar adalah kemauan dan keberanian untuk memulai.
Ada sebuah kisah nyata, tentang  perjalanan anak kampung yang berusaha meraih mimpi-mimpinya. Sejak sekolah dasar dia harus bekerja untuk terus bisa melanjutkan sekolah. Sejak pagi buta-setelah shalat subuh- ia membawa sapi sapinya menuju kepuncak bukit yang jaraknya kurang lebih 10 km dari rumahnya. Saking jauhnya, sering ia kesiangan berangkat ke sekolah dan menjadi langganan menerima hukuman hormat bendera maupun menyapu halaman sekolah. Tidak jarang pula ia diejek teman-teman sekolahnya. Setelah pulang sekolah ia berangkat lagi menggembalakan ternaknya sambil mencari kayu bakar atau apa saja yang bisa dijual untuk sekedar mendapat uang ribuan rupiah yang ia gunakan membiayai kebutuhan yang kadang-kadang tidak sanggup ditanggung orang tuanya. Aktivitas itu terus dilaluinya sampai lulus Sekolah Mengah Atas.
Suatu saat ia merenung dan bertanya pada dirinya sendiri, dengan sedikit berteriak dalam hati “haruskah kehidupanku terus seperti ini, apakah ini telah manjadi takdir”.  Tatapan matanya tajam kelangit biru seakan ingin terbang dan melihat dunia tempat ia berpijak dan mencari jalan lain yang bisa ia tempuh menuju arah yang lebih baik.
Sampailah saatnya ia dewasa dan menempuh pendidikan di Universitas Negeri di kota Banjarbaru. Ada perubahan besar terjadi yang menuntutnya untuk lebih mandiri karena sekarang kalau tidak bisa mencari sumber penghasilan, maka ia tidak akan bisa bertahan hidup dan membiaya kuliahnya. Hari-harinya dilalui dengan penuh pengorbanan, kesabaran dan ketekunan.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya akhirnya ia terjun di dunia sales, berbagai produk barang dan jasa telah dipasarkannya. Hal inilah yang mengantarkannya menjadi pakar marketing sekarang. Dia juga aktif berorganisasi baik internal kampus maupun eksternal kampus, disitulah ia menimba ilmu kepemimpinan. Kemampuan akademik juga ia jalankan dengan sangat baik tercatat ia salah satu lulusan terbaik tingkat fakultas dan Universitas dengan masa kuliah 3,5 tahun IPK hampir 4,0 kalo saja tidak ada satu nilai B diijazahnya.  Setelah lulus kuliah dengan segudang prestasinya, banyak tawaran untuk bekerja di instansi baik itu pemerintahan, BUMN, Perbankkan, karier professional perusahaan skala nasional sampai tawaran S2 di luar negeri. Namun, semua itu terpaksa ia pendam dalam-dalam di hatinya hanya untuk memulai melangkah menuju arah mimpinya sebagai seorang pengusaha.
Dengan modal pengorbanan yang telah dilaluinya dan kemauan yang kuat ia memulai usaha disebuah pasar sejumput dipinggiran kota yang kumuh. Jatuh bangun menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pengalamannya mengarungi profesi barunya. Tetapi dengan ketekunan dan keuletan untuk merajut mimpinya membawanya meraih sebagian mimpi-mimpi yang ia dambakan.
Sekarang di usia yang belum menyentuh angka 30 tahun, ia telah memiliki asset lebih dari puluhan miliar rupiah, telah menyelesaiakan kembali title pendidikan di bidang keilmuan yang lain dan kini masih terus melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi. Memiliki usaha di berbagai sector, penghasilannya pun jauh mengalahkan gaji dirut Bank Indonesia. Yang paling membahagiakannya adalah kemanfaatannya di social masyarakat karena mampu menjadi bagian dari generasi solusi bukan sebagai beban generasi.
Itulah sepenggal kisah perjalanan anak kampung dari yang tidak memiliki apa-apa hingga memiliki apa yang diimpikannya. Ia mempunyai senjata ampuh ketika belum memiliki modal-materil- yaitu “marketing”.
Ya, marketing/sales adalah jawaban terhadap masalah klasik yaitu modal.  Ada pepatah barat –he he bercanda-"kalo ga punya modal pakai dengkulmu(lututmu), kalo ga punya dengkul pakai dengkul orang lain".intinya kalau sudah ada niat usaha ya usaha saja,ga usah terlalu mikirin modal, untung atau ga, tempatnya strategis atau kurang, produknya apa laku. Usaha jalan dulu,baru cari solusinya.
Hampir 100% pengusaha pemula "gagal" di usaha pertamanya, bahkan kebanyakan 5 - 10 kali ganti usaha dan "gagal". Tp ga usah risau itu semua biasa terjadi, hampir semua pengusaha sukses telah mengalaminya bahkan menjadi bagian hidupnya. Disiinilah titik kritis,banyak orang gagal (gagal sebenarnya) dan balik badan menjadi orang gajian. Sedangkan orang sukses dia akan belajar dari kegagalannya dan terus bangkit tanpa mengenal kata menyerah.
Oleh karena itu saya menyarankan "mulailah usaha dengan menggunakan modal seminim mungkin, dan bekerja sekeras mungkin maka anda akan mendapat pengalaman yang besar dan sangat berharga, bahkan kalo perlu ga usah pake modal (dalam hal ini uang). Seandanyai anda bisa sukses dengan sedikit atau tanpa modal, anda pasti kelak akan lebih sukses setelah memiliki modal materil
Nah sobat ada beberapa trik jitu Memulai usaha tanpa modal agar bisa menjadi marketing yang handal : 
1. Perbanyak silahturahmi ke pengusaha yg sudah sukses,terutama pengusaha yg merintis usahanya dari nol bukan pengusaha karbitan(warisan).
2. Jangan sungkan belajar, kalo perlu langsung tembak "bolehkah saya menjualkan barang anda"(kalo ada Produk yang anda anggap bisa anda jual).Jangan mau digaji,tp minta fee nya aja.
3. Jadilah broker/marketing handal."pengusaha sukses = sales/broker/marketing yg handalprinsipnya tanpa ada barang aja bisa terjual dan menghasilkan apalagi kalo ada barang dan ada modal.Trik menjadi broker/sales/marketing pemula:
- tawarkan produk anda ke keluarga terdekat, pake pendekatan hati agar mereka tertarik
- targetkan teman-teman terdekat menjadi bagian sasaran tembak anda
- orang yg pernah anda kenal walaupun tidak terlalu akrab
- orang lain yg tidak anda kenal, gunakan berbagai media yg kita miliki
4. Perbanyak teman. Pepatah bilang"banyak teman banyak rejeki" Pengusaha tidak boleh kuper, setiap orang yg bertemu dengan kita jadikanlah teman, kalo perlu sok akrab.
5. Perlakukan konsumen seperti orang yg pernah kita kenal bertahun-tahun, biasanya orang yg sudah merasa kenal baik dg kita akan terus membeli pruduk kita bahkan akan menjadi iklan berjalan. Prinsipnya "iklan yg paling efektif adalah dari mulut ke mulut"
6. Jaga kepercayaan orang terhadap kita dan produk kita, jangan cepat tersinggung dan mudah menyerah (melatih mental baja)
O ya kawan taukah kalian siapakah anak kampung yang diceritakan di atas? Dia adalah saya sendiri. Mudahan coretan ini bisa menginspirasi anda semua dan salam sukses.

Sumber : Klik DI Sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar