Rabu, 07 Agustus 2013

Penghujung Bulan



Penghujung Bulan

Di penghujung bulan yang mulai sayup
pesonamu menerbangkan ribuan sayap
mengikiskan sembilu yang gelap
dan  berharap tercapainya mimpi yang penuh harap

Di sinilah sebuah tempat bernama singgah
Ku lepaskan harap pada semesta
Bagaikan busur panah
Dan terlepas dari jejaknya

Aku tahu, doa kita kadang menggelayut dilangit-Nya
Dan mengawang tak bertemu
Namun tetaplah terus meminta
Pasti kita kan menemukan itu

Sebuah harap tuk masa depan
Menunaikan sebuah misteri yang masih menghujam
Pada penghujan bulan
Aku tetap menatap mentari yang sebentar lagi terbenam

Ya, di penghujung bulan ini aku meminta
Semoga di persinggahan ini kau kembali datang
Member bekas dan rasa
Dan kita mampu tuk saling sayang

Pangkaraya, 29 Ramadhan 1434 H



Minggu, 04 Agustus 2013

Urusan perasaan, perasaan, dan perasaan

*Urusan perasaan, perasaan, dan perasaan

Saya akhirnya menulis tentang ini, sebenarnya akan lebih baik jika kalian berproses menemukan pemahaman ini, proses yg kelok-kelok, terjaga, penuh kehormatan, selamat tiba di ujungnya. Itu akan lebih spesial, membekas, lantas mengenang semuanya sambil tertawa, ah, dulu ternyata semua itu lucu ya.

Tapi baiklah, karena page sy ini persentase anggota remaja hingga usia 22-nya tinggi sekali, dan jika sy tdk hati2, malah bisa salah paham, ada yg seolah2 mendapatkan pembenaran, maka akan sy rangkum beberapa poin penting urusan perasaan menurut versi tere liye (yg akan kalian jumpai paralel konsepnya dgn di novel, buku2).

1. Jatuh cinta itu manusiawi. Urusan perasaan, urusan membolak-balik hati itu adalah milik Allah. Boleh jatuh cinta? Ya boleh, tidak ada ulama dari mazhab manapun yg melarang jatuh cinta lawan jenis, mengharamkannya. Apalagi, duhai, seperti terjatuh, kita tdk pernah tahu kapan jatuh cinta itu terjadi. Tiba2 perasaan itu sudah mekar tak berbilang.

2. Lantas, kalau kalian jatuh cinta, so what? Nah, ini bagian yg menariknya. Kalian mau menyatakan perasaan itu? Lantas so what? Kalian mau dekat2 dgn seseorang itu? Kalian mau telpon2an, tahu dia sedang apa, apakah bisulnya sudah sembuh, apakah panunya tidak melebar, apakah konstipasinya sudah hilang, sudah bisa ke belakang? Kebanyakan di usia remaja, hingga 20-an something, lantas kemudiannya ini yg tidak jelas. Pacaran? Tidak pacaran? Langsung menikah?

3. Ketahuilah, kita hidup dalam norma2, nilai2, batasan2 yg harus dihormati. Kecuali kalau kalian menolak norma2, nilai2, batasan2 tersebut, silahkan (dan berhenti sudah meneruskan membaca notes ini, karena kalian sudah tdk se-zona waktu lg dgn tulisan ini). Itu benar, memiliki perasaan itu kadang serba salah, makan tak enak, tidur tak enak. Itu benar, ada keinginan utk tahu apakah seseorang itu balik menyukai, keinginan utk bilang, cemas nanti dia digaet orang. Tapi kalau hanya ini argumen kalian, oh dear, orang2 sakau, ngobat, lebih tersiksa lagi saat dipisahkan dr hobinya tersebut. Mereka bisa mencakar2, bahkan melukai diri sendiri hingga begitu mengenaskan dan (maaf) is dead. Sy rasa, seingin apapun kalian jumpa dia, paling cuma nangis, tidak akan mati. Itulah kenapa hidup kita ini punya peraturan, agar semua orang bisa punya pegangan, selamat dr merusak dirinya sendiri. Sy tdk akan menggunakan dalil2 agama dalam notes ini--karena orang2 yg pacaran, kadang risih mendengarnya. Jadi kita sama2 kuat, sy pakai logika kalian sj.

4. Tapi saya harus bilang agar lega, bagaimana dong? Ya silahkan saja kalau mau bilang. Tapi camkan ini baik2, cinta sejati adalah melepaskan. Catat itu baik2, tanyakan pd pujangga kelas dunia, hingga pujangga amatiran narsis tere liye, semua bersepakat, cinta sejati adalah melepaskan, lepaskan dia jauh2, maka kalau memang berjodoh, skenario menakjubkan akan terjadi. Jadi? Kalau kalian belum jelas so what-nya, lantas kemudian mau apa setelah bilang, maka mending ditahan, disimpan dalam hati. Tuhan itu mendengar, bahkan desah tersembunyi anak manusia di pojok kamar paling gelap, paling sudut, di salah-satu kampung paling terpencil, paling jauh dari peradaban, paling tdk ada aksesnya. Jodoh itu misteri. Kalau nggak pakai usaha, nanti nggak dapat, gimana dong? Tentu saja usaha, tapi bukan dengan pacaran. Usaha terbaik mencari jodoh adalah: dgn terus memperbaiki diri. Nggak paham, kok malah aneh, malah disuruh memperbaiki diri. Ya itulah, dalam banyak hal, kalau kita nggak nyambung, memang nggak ngerti. Misalnya, banyak orang yg mikir kalau mau dapat ikan itu harus mancing di sungai. Padahal sebenarnya sih, kalau mau ikan, ya tinggal pergi ke pasar ikan. Lebih tinggi kemungkinan dapat ikannya--asumsinya punya uang.

5. Tapi apa salahnya pacaran? Boleh2 saja dong? Saya justeru merasa lebih semangat, lebih kreatif, lebih apa gitu setelah pacaran? Nah itu dia, kalian benar2 menyimpan bom waktu jika meyakini pacaran itu memberikan energi positif. Pacaran itu bentuk hubungan, dan sebagaimana sebuah bentuk hubungan antar manusia, posisinya rentan rusak, gagal, dan binasa. Boleh jadi betul, riset canggih akademik membuktikan orang2 pacaran bisa memperoleh motivasi baik, tapi saya, tidak akan memilih menggunakan 'pacaran' sbg sumber energi, mengingat sifatnya yg temporer sekali. Mending sy milih kekuatan bulan, jelas2 bulan itu sudah ada milyaran tahun, pacaran paling mentok hitungan jari tangan bertahannya.

6. Baik, baik, lantas kalau tidak boleh pacaran, gimana dong? Kongkretnya apa yg harus sy lakukan? jawabannya mudah: Tidak ada yg perlu dilakukan. jatuh cinta, alhamdulillah, itu berarti tanda kita normal. lantas? Biarkan saja. Sibukkan diri sendiri dgn hal2 positif, isi waktu bersama teman2, keluarga. Belajar banyak hal, mempersiapkan banyak hal. Hanya itu. Nggak seru, dong? Lah, memangnya kalau pacaran seru? Paling juga cuma nonton ke manalah, pergi kemanalah. Pacaran itu seolah seru, karena dunia telah menjadi etalase industri entertainment. Pesohor2 menjadi teladan--padahal akal sehat siapapun tahu itu bahkan rendah sekali nilainya. Dari jaman batu, hingga kelak dunia ini game over, pegang kata2 saya: menghabiskan waktu bersama orang tua, kakak, adik, teman2 terbaik selalu paling seru. Apalagi jika ditambah dgn terus belajar, produktif, dsbgnya.

7. Lantas bagaimana sy melewati masa2 galau ini? Lewati seperti kebanyakan remaja lainnya. Lurus. Boleh kalau kalian mau menulis diary tentang perasaan2 kalian. Boleh galau menatap langit2 kamar. Boleh cerita2 curhat sama teman dekat dan orang tua. Boleh, tapi ingatlah selalu perasaan itu punya kehormatan. Kalian pasti sebal kan lihat teman sekelas yg tiba2 datang ke sebuah pesta ultah (padahal dia tidak diundang), sudah tdk diundang, makannya paling banyak, teriakannya paling kencang, paling gaya, norak, tidak tahu malu. Nah, ada loh--bahkan banyak-- orang2 yg tdk sadar kalau dia sebenarnya juga norak dan tidak tahu malu dalam urusan perasaan. Ya, kita sih kadang tdk merasa kalau sudah genit, ganjen, lebay. Sy tahu, istilah menjaga kehormatan perasaan ini boleh jd susah dipahami, tapi itu nyata, orang2 yg bisa menjaga perasaannya, maka se galau apapun dia, sesengsara apapun dia menanggung semua perasaan, besok lusa, kemungkinan untuk tiba di ujungnya dgn selamat akan lebih besar. Jangan coba2 berdua2an, jangan coba2 pergi kemanalah hanya berdua, bergandengan tangan, dsbgnya. Itu benar2 menghabisi kehormatan kalian.

8. Nah, bersabarlah. Tunggu hingga kalian memang telah siap. Jika sudah yakin, silahkan kirim sinyal2, menyatakan perasaan, lantas silahkan libatkan orang tua. Btw (masih ngeyel), tapi banyak juga orang2 yg menikah tanpa pacaran bercerai, kok. Dan sebaliknya, orang2 yg pacaran malah langgeng? Itu benar. Sama benarnya dgn banyak orang2 yg mabuk2an, ngobat, tetap saja umurnya panjang. Eh, ada tetangga, alimnya ampun2an, malah meninggal lebih dulu. Harusnya kan kalau mereka melanggar peraturan, langsung ada petir menyambar. Menikah, membina keluarga, langgeng atau tdk, bahagia atau tidak, boleh jadi tdk ada korelasinya dgn pacaran atau tidak. Kita mungkin tdk pernah tahu misteri ini, tapi dengan menjalani prosesnya dgn baik, mengakhirinya dgn baik, semoga fase berikutnya berjalan dgn baik.

Sy konsen sekali masalah pacaran ini, karena sy tdk ingin kalian menghabiskan masa2 penting kalian utk urusan perasaan yg sebenarnya di usia kalian tdk penting2 amat. Dan sy harus bilang, orang2 yg paham, mengerti benar bahwa pacaran adalah pintu gerbang pergaulan bebas. Itu mengerikan. Masa' kalian mau dekat2 dengan pintu yg ada tandanya 'pergaulan bebas'. Saya bisa menjaga diri kok, tenang saja. Well, rasa2nya tidak ada orang di muka bumi ini, di zaman sekarang, yg bisa bilang dia sempurna bisa menjaga dirinya. Kalau bisa, maka setan akan gigit jari.

Sy membuat beberapa novel tentang perasaan, semoga itu bisa menjadi salah-satu alternatif kalian memahami beberapa poin di atas, hidup ini memiliki batasan2 yg tdk bisa dilanggar, bahkan sekuat apapun cinta tsb. Selalu ambil sisi positif dlm cerita2 tsb, lihat dr sudut pandang berbeda, maka boleh jd kalian akan menemukan pemahaman baru yg baik. Bukan sebaliknya, mengambil yg bisa memberikan argumen buat kalian--karena namanya novel, tentu sj sy harus memasukkan tokoh2 buruk, jahat. Sy juga menumpahkan banyak postingan soal ini, konsen saya.

Sy benar2 tdk bisa melakukan hal yg lebih kongkret dalam urusan ini, selain dgn tulisan2. Tapi itu hanya tulisan2. Itulah kenapa sy sangat menghormati guru2, orang2 dewasa, orang tua di sekitar remaja yg lebih kongkret, secara terus menerus menanamkan pemahaman itu ke remaja2 mereka. Dan di atas segalanya, yg akan membuat itu berhasil atau tidak, adalah kalian sendiri.

Mari kita janjian, yuks, hari ini, 13 September 2012, maka dua puluh tahun lagi, 2032, kalau umur kita panjang, dan kalian masih ingat postingan ini, kenanglah kembali masa remaja, masa usia 20-an something kalian. Rasa2nya sy bisa menebak, kalian akan nyengir mengingatnya. Boleh, nanti tiba2 mengirimkan email ke saya, Bang tere, sy masih ingat postingan 20 tahun lalu itu--asumsi sy masih ber narsis ria di mana2. Dan Bang tere ternyata salah. Boleh. Atau kalau sebaliknya, tentu saja boleh, kirim email, bilang, ternyata Bang tere benar.

Night, nigh

Sumber : Klik Di Sini

Sabtu, 03 Agustus 2013

Janin pun Bersujud Ketika Dibacakan Al-Qur'an



Subhanallah, Janin pun Bersujud Ketika Dibacakan Al-Qur'an

Seorang Ibu hamil dan dokter pernah menunjukkan bagaimana efek ayat Al-Qur'an yang didengarkan pada janin. Memperdengarkan ayat Al-Qur'an pada janin bayi ternyata dapat berefek menentramkan bayi dan dalam janin. Mengapa demikian?

Pada tahun 1839, ilmuwan Enrick William Duve menemukan bahwa mengekspos otak dengan gelombang suara rendah berpengaruh positif pada sel didalam tubuh manusia. Ilmuwan ini menemukan bahwa memperdengarkan gelombang rendah ini membuat sel-sel otak berada dalam keadaan getaran. Setiap sel bergetar mempengaruhi perbaharuan sistem sel-sel lain di sekitarnya.

Karena itu, peneliti menggunakan cara ini untuk mengobati beberapa penyakit psikologis seperti Skizofrenia, kecemasan, masalah tidur dan beberapa kebiasaan buruk seperti merokok, kecanduan narkoba dan lain-lain.

Di dalam kebiasaan masyarakat barat, mendengarkan lagu klasik menimbulkan 'mozart effect' yang berpengaruh dalam tumbuh kembang janin dan membuat anak semakin cerdas. Namun apakah kita tidak sadar, bahwa bacaan ayat Al-Qur'an yang merdu ternyata memiliki gelombang alpha yang sama.

Mendengarkan bacaan ayat Al-Qur'an yang disenandungkan secara merdu juga memiliki gelombang alpha pada otak bayi. Ini juga menjadikan pikiran yang tenang, kesehatan dan intelejensia meningkat. bahkan dalam scan dan Ultra SonoGrafi (USG) menunjukkan bayi bersujud ketika dibacakan ayat Al-Qur'an.

"Kami telah menciptakan kamu; maka mengapa kamu tidak membenarkan? Adakah kamu perhatikan (benih manusia) yang kamu pancarkan? Kamukah yang menciptakannya? Ataukah Kami yang menciptakannya?" (QS. 56:57-59).

+++

Penelitian yang mengejutkan akhir-akhir ini bahwa musik classic seperti Mozart dapat mempengaruhi tumbuh kembang sang janin. Malah di sebuah situs dinyatakan kalau ingin mempunyai anak yang cerdas hendaknya orang tua mengoptimalisasi anak sejak dini. Dan oleh dokter di web tersebut disarankan menggunakan musik Mozart.

Tetapi bagaimanakan Islam memandang hal ini. Tiap bayi lahir dalam keadaan fitrah, tentu suara-suara firman Allah Ta’ala lebih baik daripada suara-suara orang yang tidak pernah bersujud pada pencipta sang janin.

“Saya sarankan agar saya pribadi khususnya juga semua saudari-saudariku yang baik banyak membaca Al-Qur'an untuk menuntun kemuliaan dalam rahim kita.

Dibuktikan oleh para ilmuwan bahwa bayi didalam rahim terpengaruh dengan suara musik, oleh sebab itu bila diperdengarkan suara musik blues, classic dan musik musik yang tenang, maka itu membantu pertumbuhannya.

Dari penemuan ini kita mengambil kesimpulan betapa agungnya bayi yang ketika didalam rahimnya diperdengarkan kalamullah, tentunya jauh lebih agung dari musik-musik non muslim.

Mari kita lihat Video ( Ini Link Videonya: youtube.com/watch?v=N6gAGtcBSgQ ) yang berekspresimen dengan meng-USG ibu hamil kemudian dibacakan Al-Qur'an, dan selama proses pembacaan tersebut dipantau melalui alat USG kehamilan. Dalam video tersebut dibandingkan posisi bayi sebelum dan sesudah di bacakan.

Subhanallah, karena semua bayi hakekatnya sudah islam dan iman kepada Allah Ta’ala dan orang tuanya-lah yang menjadikan nasrani, yahudi dan majusi. Hasilnya ketika dibacakan surat Al-Fatihah dan Al-Baqarah bayi dalam janin dengan di USG terdiam dalam kondisi sujud seakan-akan mengenali suara-suara yang sedang dibacakan. (Jujur saya sampai nangis lihat Videonya)

Maha Agung Mu Ya Allah Tuhan Sekalian Alam...
Benarlah firman ALLAH dalam surah Al-A'raf ayat 172 yang berbunyi:

"Bukankah Aku ini Tuhanmu"
Mereka menjawab: Benar(Engkau Tuhan Kami)...

Subhanallah … Allahu Akbar …

Semoga Bermanfaat ..

Sumber : Klil Di sini

Jumat, 02 Agustus 2013

Forum Lingkar Pena Kalimantan Selatan

2 Agustus 2013 pukul 4:29
30 Desember 2012
Tema Sehari Bersama FLP.

Adalah sebuah acara dimana para angkatan baru di FLP Banjarmasin dan banjarbaru di kaderkan (ya semacam itu deh, judul note aku orientasi FLP) bertempat di hutan pinus Banjarbaru. Ada sebuah pertanyaan menarik dari seorang pembicara sebut saja namanya pak Saprudi atau dalam kepenulisan namanya lebih dikenal dengan clearesta rudi. beliau menyampaikan sebuah materi yang cukup menarik. Tapi di sini saya tidak akan membahas tentang materi tetapi lebih kepada pertanyaan beliau tentang waktu.

hhmm semoga masih ingat ya detailnya, hehe karena nyatetnya nggak begitu detail, hanya pokok yang penting aja.

Kami semua, para peserta diberikan gambaran. Saat kita kecil, bertumbuh dan kemudian mengenal banyak hal, mengetahui apa-apa yang sebelumnya kita tidak ketahui, dalam masa itu sebuah keniscayaan bahwa ada kesalahan yang kita lakukan,atau penundaan-penundaan yang sekarang menjadi penyesalan, juga sikap-sikap yang ternyata bukan sifat yang seharusnya dilakukan, dan banyak hal yang tidak sesuai dengan pemikiran kita sekarang, misalnya masa kanak-kanak yang kurang teroptimalkan, atau tahun tahun yang terabaikan padahal itu adalah tahun tahun penting penentu masa depan kita. Dengan keadaan yang demikian, beliau bertanya jika seandainya kita kembali menjadi kecil tapi dengan kemampuan dan pemikiran yang sekarang, kira-kira apa yang akan kamu lakukan.

seketika itu, jika itu aku. aku telah menetapkan hati dengan jawabanku. namun sayang saat itu pak saprudi tidak memilih aku untuk menjawab pertanyaannya. dan mereka yang diberikan kesempatan menjawab mengemukakan jawabannya, ada yang ingin memperbaiki kesalahannya, ada yang berkeinginan untuk menggunakan waktu lebih baik lagi, dan banyak hal lainnya yang ingin dilakukan pada masa lalu mereka.

Aku pribadi, tidak ingin melakukan itu. aku sama sekali tidak ingin melakukan perubahan-perubahan pada masa laluku, karena melakukan perubahan pada masa lalu sama dengan melakukan perubahan pada masa depan itu sendiri. Dalam masaku sekarang ini aku mensyukuri setiap langkah dan setiap jalan yang sudah ku lewati hingga sampai pada titik seperti ini sehingga untuk melakukan perubahan pada masa lalu aku tidak lakukan.
mungkin banyak aib yang aku lakukan, kesalahan yang aku lakukan, kelengahan waktu yang aku lakukan, tapi setelah dipikir-pikir itu adalah pilihan aku saat itu. mungkin tidak bijak sewaktu dulu, tapi sekarang ini keputusan harus aku pikirkan sebijak mungkin, lagi pula belum tentu dengan masa lalu yang dirubah menjadi lebih baik masa depanku menjadi lebih baik. Aku berpikirnya simple. jika diberikan pilihan antara kembali ke masa lalu dan diberikan kesempatan untuk merubah masa lalu, atau pilihan diberikan waktu didepan yang lebih panjang, maka kau memlihi untuk meminta waktu didepan yang lebih lapang sehingga aku bisa memperbaiki masa lalu ku dengan usahaku sekarang. Lagi pula, aku yang sekarang adalah produk apa yang aku lakukan dimasa lalu. gagal, kesalahan, jatuh terpuruk semuanya menjadi bekal untuk menempuh masa depan dengan cara dan pilihan yang lebih bijak, bukan malah aku mejadikan masa lalu menjadi sempurna dan menghilangkan pelajaran-pelajaran hidup yang penting.

jika diberikan kesempatan waktu didepan yang lebih lapang, maka aku akan pergunakan waktu itu untuk benar-benar berjalan dijalan dakwah dan tarbiyah ini, yang dulu aku hampir terjatuh dijalan ini, bukan hanya jatuh tapi gugur. membina binaan dengan sebaik-baiknya, untuk menebus keenggananku membina. memperbaiki diri untuk masa depan, untuk menebus kelalaian perbaikan diri di masa lalu. memanfaatkan usia dengan sebaiknya, untuk menebus kesia-siaan yang dulu. dan ketika aku telah sukses maka masa laluku adalah masa lalu yang tidak sempurna dan lebih bisa menjadi motivasi yang membumi daripada seorang yang sukses tanpa cela dan kesalahan.

tapi sayang ini tidak bisa aku sampaikan saat orientasi FLP kemaren.
Sekarang ini telah aku abaikan menulis dalam hitungan tahun mungkin, banyak teman-teman diluar sana ngajak lomba, bikin kumcer, tetapi aku tidak sedikitpun menuliskan cerita karena keterbatasan yang aku miliki. sekarang keterbatasan itu ingin aku runtuhkan. semoga istiqomah menjadi teman setia dalam perjalanan menuliskan sejarah hidupku.

untuk kawan-kawan FLP, semoga aku bisa menjadi bagian dari keluarga besar kalian, yang siap membesarkan FLP dan membangun sejarah kepenulisanku. bersama kalian aku berada pada wadah yang tepat ^^

Masa lalu dan masa depan


Tema Sehari Bersama FLP.

Adalah sebuah acara dimana para angkatan baru di FLP Banjarmasin dan banjarbaru di kaderkan (ya semacam itu deh, judul note aku orientasi FLP) bertempat di hutan pinus Banjarbaru. Ada sebuah pertanyaan menarik dari seorang pembicara sebut saja namanya pak Saprudi atau dalam kepenulisan namanya lebih dikenal dengan clearesta rudi. beliau menyampaikan sebuah materi yang cukup menarik. Tapi di sini saya tidak akan membahas tentang materi tetapi lebih kepada pertanyaan beliau tentang waktu.

hhmm semoga masih ingat ya detailnya, hehe karena nyatetnya nggak begitu detail, hanya pokok yang penting aja.

Kami semua, para peserta diberikan gambaran. Saat kita kecil, bertumbuh dan kemudian mengenal banyak hal, mengetahui apa-apa yang sebelumnya kita tidak ketahui, dalam masa itu sebuah keniscayaan bahwa ada kesalahan yang kita lakukan,atau penundaan-penundaan yang sekarang menjadi penyesalan, juga sikap-sikap yang ternyata bukan sifat yang seharusnya dilakukan, dan banyak hal yang tidak sesuai dengan pemikiran kita sekarang, misalnya masa kanak-kanak yang kurang teroptimalkan, atau tahun tahun yang terabaikan padahal itu adalah tahun tahun penting penentu masa depan kita. Dengan keadaan yang demikian, beliau bertanya jika seandainya kita kembali menjadi kecil tapi dengan kemampuan dan pemikiran yang sekarang, kira-kira apa yang akan kamu lakukan.

seketika itu, jika itu aku. aku telah menetapkan hati dengan jawabanku. namun sayang saat itu pak saprudi tidak memilih aku untuk menjawab pertanyaannya. dan mereka yang diberikan kesempatan menjawab mengemukakan jawabannya, ada yang ingin memperbaiki kesalahannya, ada yang berkeinginan untuk menggunakan waktu lebih baik lagi, dan banyak hal lainnya yang ingin dilakukan pada masa lalu mereka.

Aku pribadi, tidak ingin melakukan itu. aku sama sekali tidak ingin melakukan perubahan-perubahan pada masa laluku, karena melakukan perubahan pada masa lalu sama dengan melakukan perubahan pada masa depan itu sendiri. Dalam masaku sekarang ini aku mensyukuri setiap langkah dan setiap jalan yang sudah ku lewati hingga sampai pada titik seperti ini sehingga untuk melakukan perubahan pada masa lalu aku tidak lakukan.
mungkin banyak aib yang aku lakukan, kesalahan yang aku lakukan, kelengahan waktu yang aku lakukan, tapi setelah dipikir-pikir itu adalah pilihan aku saat itu. mungkin tidak bijak sewaktu dulu, tapi sekarang ini keputusan harus aku pikirkan sebijak mungkin, lagi pula belum tentu dengan masa lalu yang dirubah menjadi lebih baik masa depanku menjadi lebih baik. Aku berpikirnya simple. jika diberikan pilihan antara kembali ke masa lalu dan diberikan kesempatan untuk merubah masa lalu, atau pilihan diberikan waktu didepan yang lebih panjang, maka kau memlihi untuk meminta waktu didepan yang lebih lapang sehingga aku bisa memperbaiki masa lalu ku dengan usahaku sekarang. Lagi pula, aku yang sekarang adalah produk apa yang aku lakukan dimasa lalu. gagal, kesalahan, jatuh terpuruk semuanya menjadi bekal untuk menempuh masa depan dengan cara dan pilihan yang lebih bijak, bukan malah aku mejadikan masa lalu menjadi sempurna dan menghilangkan pelajaran-pelajaran hidup yang penting.

jika diberikan kesempatan waktu didepan yang lebih lapang, maka aku akan pergunakan waktu itu untuk benar-benar berjalan dijalan dakwah dan tarbiyah ini, yang dulu aku hampir terjatuh dijalan ini, bukan hanya jatuh tapi gugur. membina binaan dengan sebaik-baiknya, untuk menebus keenggananku membina. memperbaiki diri untuk masa depan, untuk menebus kelalaian perbaikan diri di masa lalu. memanfaatkan usia dengan sebaiknya, untuk menebus kesia-siaan yang dulu. dan ketika aku telah sukses maka masa laluku adalah masa lalu yang tidak sempurna dan lebih bisa menjadi motivasi yang membumi daripada seorang yang sukses tanpa cela dan kesalahan.

tapi sayang ini tidak bisa aku sampaikan saat orientasi FLP kemaren.
Sekarang ini telah aku abaikan menulis dalam hitungan tahun mungkin, banyak teman-teman diluar sana ngajak lomba, bikin kumcer, tetapi aku tidak sedikitpun menuliskan cerita karena keterbatasan yang aku miliki. sekarang keterbatasan itu ingin aku runtuhkan. semoga istiqomah menjadi teman setia dalam perjalanan menuliskan sejarah hidupku.

untuk kawan-kawan FLP, semoga aku bisa menjadi bagian dari keluarga besar kalian, yang siap membesarkan FLP dan membangun sejarah kepenulisanku. bersama kalian aku berada pada wadah yang tepat ^^

Sumber :di sini