Rabu, 01 Januari 2014

Kisah Nyata Bidadari Syurga (Bagian 2)




Tulisan ini lanjutan dari Klik ini
Berawal dari pertanyaan seorang teman tentang bidadari, maka terketuk untuk membikin sebuah tulisan yang saya ambil dari berbagai macam sumber.
Bidadari merupakan salah satu anugerah Allah kepada seorang lelaki yang memasuki syurga. Bagi seorang wanita yang solehah maka bidadari bagi suaminya adalah dikalangan bidadari2 kurniaan Allah dan dia (isteri solehah merupakan ketua kepada segala bidadari- bidadari). 

Bidadari Ainul Mardhiah merupakan bidadari yang di hadiahkan Allah untuk orang yang berjihad/berdakwah untuk agama Allah swt. Berjihad/berdakwah untuk agama Allah swt merupakan satu amalan yang akan menjadi kesukaan Allah swt dan ini merupakan sunnah besar nabi SAW dan kalangan sahabat-sahabat RA. Setiap manusia yang meninggal, walaupun berapa umurnya maka akan ditanya dimanakah masa mudanya dihabiskan.

AlQuran yang langsung diturunkan dari langit banyak bercerita tentang bidadari, diantaranya
Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.
QS. ar-Rahman (55) : 58
Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik.
QS. ar-Rahman (55) : 70 
(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah.
QS. ar-Rahman (55) : 72
Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.
QS. ar-Rahman (55) : 74

'Ainul Mardhiah merupakan seorang bidadari yang paling cantik dalam kalangan bidadari-bidadari yang lain (bermaksud mata yang di redhai).

Dalam hadits riwata Tirmidzi menceritakan :
Suatu pagi (saat bulan Ramadhan) ketika nabi memberi Tausiyah (berita-berita semangat di kalangan sahabat untuk berjihad/berdakwah untuk agama Allah)
Beliau bersabda : Barangsiapa  yang keluar di jalan Allah tiba-tiba ia syahid, maka dia akan dianugerahkan seorang bidadari yang paling cantik dalam kalangan bidadari2 syurga. 
Mendengar berita itu seorang sahabat yang usianya muda(Jomblo) dia terngiang-ngiang akan pesan Rasulullah SAW, dia kepengen tahu bagaimana cantiknya bidadari tersebut, tetapi sahabat ini malu untuk bertanya kepada nabi saw, dan kepada para sahabat yang hadir.
Setelah mendengar itu sahabat ini berazam akan berdakwah dijalan Allah. Waktu sudah semakin siang, sebelum sholat Zuhur para sahabat tidur sebentar untuk melaksanakan sunnah nabi SAW.

Dalam tidurnya sahabat yang masih muda tadi bermimpi, dia merasa berada di satu tempat yang sungguh indah, dia bertemu dengan seorang yang berpakaian yang bersih lagi cantik dan muka yang berseri2,lalu sahabat ini bertanya kepada wanita cantik tersebut :
"Dimanakah saya berada?"
"Inilah syurga". Jawab wanita cantik itu
Lalu sahabat ini teringat pesan nabi tentang bidadari yang akan di hadiahkan Allah untuk para mujahid,
"Apakah anda Ainul Mardhiah?"
"Bukan, saya bukan Ainul Mardhiah. Kalau Anda ingin bertemu dengan Ainul Mardhiah, dia sedang berada di bawah pohon yang rindang itu."

Sahabat yang masih muda itu lalu berjalan dan ditemuainya  seorang wanita yang kecantikannya berkali-kali lipat dari wanita pertama yang ia lihat.
"Apakah Anda Ainul Mardhiah?"
Mendengar pertanyaan itu, wanita ini tersipu malu(kira-kira gitu laaah. xixixi) dan menjawab
"Bukan saya ini penjaganya. Kalau Anda ingin bertemu dengannya, di sanalah singgasananya."

Lalu sahabat ini pun pergi ke singgasana tersebut dan sampailah ke suatu mahligai. Didapatinya seorang wanita yang kecantikannya berlipat-lipat dari wanita sebelumnya yang sedang mengelap-ngelap perhiasan. Sahabat ini pun memberanikan diri untuk bertanya.

"Apakah Anda Ainul Mardhiah?"
"Bukan, saya bukan Ainul Mardhiah. Saya penjaganya di mahligai ini. Jika Anda ingin menemuinya, temuilah ia di mahligai itu."

Pemuda itu semakin penasaran, lalu beranjak dan sampailah ke mahligai yang ditunjukkan. Didapatinya seorang wanita yang kecantikannya berlipat-lipat dari wanita sebelumnya dan sangat pemalu(penyupan ujar urang banjar). Pemuda itu pun bertanya.

"Apakah Anda Ainul Mardhiah?"
"Ya, benar saya Ainul Mardhiah"

Pemuda itu pun mendekat, tetapi Ainul Mardhiah menghindar dan berkata, "Anda bukan seorang yang mati syahid."

Mendengar jawaban itu tiba-tiba sahabat nabi yang masih muda itu terbangun dari tidur sesaatnya itu dan menceritakan apa yang telah dia mimpikan kepada seorang sahabat kepercayaannya. Namun, sahabat nabi ini berpesan kepada sahabat itu agar jangan menceritakan mimpinya itu kepada Nabi SAW sampai dia meninggal.

Komando jihad pun menggelora. Sahabat ini pun dengan semangatnya berjihad untuk dapat bertemu dengan Ainul Mardhiah. Ia pun akhirnya mati syahid.

Di petang hari ketika buka puasa, sahabat kepercayaan ini menceritakan mimpi sahabat yang mati syahid ini kepada Nabi. Nabi pun membenarkan mimpi sahabat muda ini dan Nabi bersabda, "Sekarang ia bahagia bersama Ainul Mardhiah".
Petang hari setelah melaksanakan perintah berperang dari Nabi SAW(zaman dulu peperangan sering terjadi di bulan ramadhan/puasa) 
Para jama'ah lain telah pulang dari masjid, dan tinggallah sahabat pemuda yang bermimpi tadi. Mereka siap-siap menunggu berbuka (menunggu berbuka adalah satu sunnah nabi). Maka teman dari sahabat yang syahid tadi mendekati nabi SAW dan menceritakan perihal mimpi pemuda yang syahid tadi. mendengar cerita sahabatnya itu Nabi membenarkannya sepanjang cerita tersebut apa yang di mimpikan sahabat muda yang syahid tadi. Dan Rasulullah menyampaikan kalau sekarang  sahabat muda tadi sedang menunggu untuk berbuka puasa di syurga di temani bidadari Ainul Mardhiah.