Ketika DOSA
berbuah SYURGA
Wooow... judulnya
sangat menyimpang dan menyesatkan! Eeits, jgn buru-buru memvonis begitu, yuk
simak goresan sederhana dibawah ini
Melakukan
perbuatan dosa
dan kesalahan
merupakan salah satu ”Kesukaan” manusia. Meskipun Allah telah memperingatkan
akan bahaya dosa dan kesalahan, bahkan dengan mengancam dengan siksa yang
pedih, tetap saja banyak orang yang bergelimang dosa dan selalu bermaksiat. Bahkan manusia-manusia sekaliber nabi pun tak lepas dari dosa
dan kesalahan ini. Apa lagi kite orang! Hmm...
Lalu bagaimanakah seharusnya kita sebagai seorang muslim menyikapi kecenderungan untuk berbuat dosa dan kesalahan ini?
Lalu bagaimanakah seharusnya kita sebagai seorang muslim menyikapi kecenderungan untuk berbuat dosa dan kesalahan ini?
Apakah kita
menyerah begitu saja, karena memang ini tabiat manusia? Apakah kita membiarkan
dosa-dosa menyeret kita ke neraka yang penuh siksa?
Nauzubillah...
Bertaubat dari dosa menerbitkan cinta Allah dan pahala surga
Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah rahimahullahu mengatakan:
“Dosa-dosa itu akan mengurangi keimanan. Jika seorang
hamba bertaubat, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mencintainya. Derajatnya
akan diangkat disebabkan taubatnya.
Sebagian salaf
mengatakan: ‘Dahulu setelah Nabi Dawud ‘alaihissalam bertaubat, keadaannya
lebih baik dibandingkan sebelum terjatuh dalam kesalahan. Barangsiapa yang
ditakdirkan untuk bertaubat maka dirinya seperti yang dikatakan Sa’id ibnu
Jubair radhiyallahu ‘anhu:
“Sesungguhnya
seorang hamba yang melakukan amalan kebaikan, bisa jadi dengan sebab amalan kebaikannya itu akan memasukkannya
ke dalam neraka. Hal itu karena ia membanggakan amalan
kebaikannya.
Bisa jadi pula
seorang hamba melakukan amalan kejelekan akan tetapi membawa dirinya masuk ke
dalam surga, karena hamba yang terjatuh ke dalam kejelekan membawa dirinya
untuk meminta ampun
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni
kesalahan-kesalahannya.”
Telah
disebutkan dalam hadits yang shahih bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
telah bersabda:
“Amal-amal (seorang hamba) tergantung amalan-amalan yang dikerjakan pada akhir kehidupannya.”
“Amal-amal (seorang hamba) tergantung amalan-amalan yang dikerjakan pada akhir kehidupannya.”
Sesungguhnya
kesalahan/dosa seorang mukmin akan dihapuskan dengan sepuluh sebab, sebagai
berikut:
1
Bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian Allah Subhanahu
wa Ta’ala mengampuninya. Karena seseorang yang bertaubat dari sebuah dosa
seperti orang yang tidak memiliki dosa.
2 Meminta ampun kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuninya.
3
Mengerjakan
amalan-amalan kebaikan,
karena amalan-amalan kebaikan akan menghapuskan amalan-amalan kejelekan.
4 Mendapatkan doa
dari saudara-saudaranya yang beriman. Mereka memberikan syafaat
kepadanya ketika masih hidup dan sesudah meninggal.
5
Mendapatkan hadiah
pahala dari amalan-amalan saudara-saudaranya yang beriman agar
Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan manfaat kepadanya dari hadiah tersebut.
Mendapatkan syafaat
dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
7 Mendapatkan musibah-musibah di dunia
ini yang akan menghapuskan dosa-dosanya.
8
Mendapatkan ujian-ujian di alam barzakh
yang akan menghapus dosa-dosanya.
9
Mendapatkan ujian-ujian
di padang Mahsyar pada hari kiamat yang akan menghapuskan
dosa-dosanya.
10
Mendapatkan rahmat
dari Arhamur Rahimin, Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Nah dah tau kan dosa yang berbuah syurga?
Barangsiapa yang tidak memiliki salah satu sebab dari sebab-sebab yang bisa menghapuskan dosa-dosa ini, janganlah ia mencela kecuali kepada dirinya sendiri. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kelak di hari akhir:
“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya ini adalah amalan-amalanmu. Aku menghitungnya untukmu kemudian Aku membalasinya untukmu. Maka barangsiapa yang mendapatkan kebaikan hendaklah ia memuji Allah, dan barangsiapa yang mendapatkan selain daripada itu maka janganlah ia mencela kecuali kepada dirinya sendiri.” [HR. Muslim, 2577]
Barangsiapa yang tidak memiliki salah satu sebab dari sebab-sebab yang bisa menghapuskan dosa-dosa ini, janganlah ia mencela kecuali kepada dirinya sendiri. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kelak di hari akhir:
“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya ini adalah amalan-amalanmu. Aku menghitungnya untukmu kemudian Aku membalasinya untukmu. Maka barangsiapa yang mendapatkan kebaikan hendaklah ia memuji Allah, dan barangsiapa yang mendapatkan selain daripada itu maka janganlah ia mencela kecuali kepada dirinya sendiri.” [HR. Muslim, 2577]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar